Jumat, 31 Januari 2014

Kematian Dharmendran akibat dipukul bukan penyakit semulajadi kata pakar patologi

Oleh Mohd Farhan Darwis
June 01, 2013
PETALING JAYA, 1 Jun —  Kematian menyayat hati N. Dharmendran ketika dalam tahanan polis disahkan pakar perubatan forensik berpunca daripada akibat dipukul dan bukannya penyakit semulajadi.

Pakar Perubatan Forensik Hospital Kuala Lumpur Dr Siew Sheue Feng berdasarkan laporan bedah siasat percaya kematian Dharmendran, 31, berpunca daripada pukulan berterusan yang diterima mendiang, daripada objek tumpul, serta tidak menolak kemungkinan mangsa berada dalam keadaan bergari dan tidak berdaya mempertahankan diri ketika dipukul.

“Tiada penyakit semulajadi yang dijumpai dalam tubuhnya yang menyebabkan punca kematian ... bedah siasat mendapati mendiang mempunyai kesan lebam akibat objek tumpul di tubuhnya,” kata laporan yang diedarkan kepada media ketika sidang media oleh Naib Presiden PKR di sini.
“Kecederaan diakibatkan oleh objek tumpul dan kecedaraan juga adalah kesan baru,” kata laporan bedah siasat itu lagi.

Laporan berkenaan turut mendedahkan Dharmendran mempunyai 52 kesan kecederaan di seluruh tubuh badan termasuk juga kesan kecederaan akibat dawai kokot di kedua-dua cuping telinganya.TMI

Kamis, 30 Januari 2014

Serahkan Tugas Sekolah Siswi Diperkosa Guru



KOLAKA,  -- Oknum guru di salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kolaka, Sulawesi Tenggara dilaporkan ke polisi oleh siswinya, sebut saja Mawar (16). Guru honorer berinisial AH ini dilaporkan karena diduga memperkosa Mawar.

Hal ini dibenarkan oleh Kasat Serse Polres Kolaka, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Agung Basuki kepada wartawan di ruang kerjanya,  Agung, menjelakan, peristiwa tersebut terjadi belum lama ini. AH yang mendomisili di Jalan Pemuda itu diduga memperkosa Mawar pada Juni 2012.

Menurutnya, pelaku diduga memperkosa siswinya saat hendak menyerahkan tugas sekolah di rumah pelaku. Awalnya, korban disuruh menyelesaikan tugas di sekolah, namun hingga jam belajar usai, tugas tersebut belum rampung. Akhirnya, AH memberikan toleransi kepada korban mengerjakan tugas di rumah korban.

"Setelah selesai, korban bingung mau antarkan kemana tugasnya. Oknum guru ini menyuruh korban langsung membawa tugas itu ke rumah pelaku. Setelah korban tiba, ternyata AH sudah berada di kamar. AH menyuruh korban untuk masuk ke kamar dan korban pun masuk," ungkap AKP Agung Basuki, Kasat Serse Polres Kolaka, Kamis (10/01/2013).

Agung melanjutkan, saat berada di kamar, AH malah merayu korban agar mau melayani nafsunya. Awalnya, korban berontak, namun bisa dilumpuhkan oleh pelaku hingga akhirnya korban pun pasrah diperkosa gurunya sendiri.

Kata Agung, saat ini AH masih dalam proses pemangggilan untuk dimintai keterangan. "Jika memang nantinya terbukti, maka perbuatannya masuk dalam pencabulan anak di bawah umur. AH dijerat Pasal 81 Undang-undang No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman penjara di atas 5 tahun," tutupnya.